Fakta dibalik kisah pahlawan revolusi s parman

Bacalah kisah pahlawan revolusi s parman. Kumpulan nama serta keterangan dan gambar pahlawan nasional dari 34 Provinsi ini ialah sebuah sejarah dan juga berupa jasa dari para pahlawan yang pernah berjuang untuk membela bangsa Indonesia tercinta ini dalam masa penjajahan. Tidak hanya ketika masa penjajahan, melainkan pada masa-masa tertentu seperti saat Indonesi masih kurang pendidikannya, atau pada ketika revolusi, dan lain sebagainya. Untuk itu marilah kita kenali nama dan gambar tiap-tiap pahlawan nasional jangan lupa kita sebar kan lewat medsos agar generasi akan datang akan hafal dan mengingat siapa mereka seperti pepatah yang mengatakan Bangsa yang besar yaitu bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Pahlawan Nasional yakni gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia. Gelar anumerta ini dikasih oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai \\\"tindakan riil yang bisa dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya.\\\" – atau \\\"berjasa sangat luar lazim bagi kepentingan bangsa dan negara. Di sebagian daerah, terdapat monumen bambu runcing. Ini melengkapi glorifikasi sejarah nasional yang dibangun Orde Baru bahwa merebut dan mempertahankan kemerdekaan seolah cuma via pengorbanan bersenjata. Walaupun pengorbanan politik dan perundingan juga memainkan peran penting. Masyarakat Indonesia tentu tak asing dengan sejarah bangsa perihal kehebatan bambu runcing. Senjata yang berbahan dasar bambu ini menjadi icon penting yang menyertai bangsa Indonesia dalam mendapat kemerdekaan. Padahal pejuang pada zaman dulu wajib berhadapan dengan tank-tank besar dan persenjataan lengkap, akan tetapi cuma dengan bambu yang diruncingkan, mereka mampu mengusir penjajah.





Sebatang bambu yang panjangnya berkisar dua meter ini menjadi senjata massal yang pakai rakyat dalam melawan penjajah. Tetapi benarkah senjata simpel ini mempunyai kehebatan sedemikian besar dibanding senjata milik penjajah yang berteknologi tinggi? Rupanya ada rahasia besar dibalik kehebatan bambu runcing para pejuang Indonesia.  Bambu runcing hakekatnya taktik standar untuk menghalau gerakan musuh. Alat ini sudah digunakan oleh pihak kolonial menghalau masuknya Jepang ke Indonesia. Diceritakan, dikala armada Jepang mendekati Pulau Jawa akhir Februari 1942, Belanda menyangka akan menerjunkan pasukan payung di atas wilayah Kalijati. Maka diperluaslah ribuan bambu yang diruncingkan ujungnya untuk menyambut pasukan para Jepang. Yaitu Kiai Subchi yang berperan besar dalam perjuangan bambu runcing bersama rakyat Indonesia. Ia merupakan salah satu ulama yang semacam itu dihormati dan mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi.  Pada tahun 1941 sang Kiai mengumpulkan para santri dan pemuda desa untuk melakukan persiapan perang. Melainkan mereka terkendala persenjataan dan alhasil menetapkan bambu runcing yang kala itu disebut dengan cucukan. Senjata ini dievaluasi mematikan sebab tusukannya susah disembuhkan.  Kepopuleran bambu runcing terjadi saat pasukan Jepang berkeinginan merajai Parakan, tempat yang didiami Kiai Subchi. 





Bahkan PT Kereta Api Indonesia memberikan perlakuan khusus terhadap wilayah ini  dengan memberikan fasilitas Kereta Luar Umum untuk transportasi orang-orang menuju Parakan.  Bagaimana tak, tamu yang datang betul-betul luar awam ramai, hingga-sampai warga sekitar memanfaatkannya dengan memasarkan bambu runcing, membuka kios nasi serta membuka penginapan. Tapi pasukan Bambu Runcing Kiai Subchi berhasil menghalau mereka dan mengurungkan niat Jepang ke Parakan. Kabar keberhasilan pasukan cucukan Kiai Subchi menghalau pasukan Jepang ini menjadi buah bibir pasukan lainnya. Sampai pendatang dari luar jawa datang minta di do’akan oleh Kyai subkhi dan juga menyepuhkan Bambu Runcing untuk berjaga-jaga melawan penjajah. Rupanya Jepang mendarat di pantai laut dekat Eretan, segera menuju Subang dan akhirnya mengancam Kalijati juga. Belanda malah menyerah, dan Jepang menguasai Jawa. Taktik bambu runcing yang sebelumnya digunakan oleh Belanda justru dimanfaatkan oleh pihak Jepang. Bambu runcing kemudian dibuat alat latihan baris-berbaris para pemuda Seinendan, Keibodan, Gakutotai, Hizbullah dan lain-lain. para pemuda dengan penuh semangat mempergunakan “takeyari” ini untuk ditunjukan terhadap musuh Jepang yakni sekutu, termasuk Belanda.


 


Postingan Populer